Kali ini gue mau cerita pengalaman pribadi pakai Honda Supra GTR 150, motor bebek sport yang sering disebut "bebek rasa motor laki". Gue udah pakai motor ini cukup lama buat harian — mulai dari antar kerjaan, sunmori, sampai touring dadakan. Di artikel ini, gue bakal kupas suka duka pakai Supra GTR 150 secara jujur dan detail.
🔥 SUKA: Kenikmatan dan Keunggulan Supra GTR 150
1. Torsi & Akselerasi Galak Buat Ukuran Bebek
Mesinnya DOHC 150cc 6 percepatan bener-bener ngasih feel sporty. Tenaganya ngisi terus dari bawah sampai atas, enak banget buat nyalip atau keluar dari kemacetan. Rasanya beda sama bebek biasa — lebih berisi dan responsif.
2. Handling Lincah, Tapi Tetap Stabil
Bobotnya ringan, tapi nggak goyang waktu dibawa ngebut. Apalagi waktu cornering di jalanan meliuk, motornya nurut banget. Desain sasisnya emang cocok buat lo yang doyan manuver di jalanan kota atau jalan desa yang sempit.
3. Posisi Duduk Ergonomis
Meskipun modelnya sporty, posisi duduknya masih nyaman buat harian. Nggak bikin pegel meskipun dipakai jalan jauh 1–2 jam. Stangnya lebih tinggi dibanding motor sport, jadi tangan nggak cepat pegal.
4. Irit Tapi Gak Lemot
Bisa dibilang, ini motor irit rasa cepat. Konsumsi BBM-nya bisa 40–45 km/liter tergantung gaya berkendara. Ini cocok banget buat lo yang pengen motor kencang tapi tetap hemat bensin.
5. Tampilan Gagah, Gak Nanggung
Aura sport-nya dapet, tapi tetap kalem buat yang nggak suka tampil terlalu mencolok. Lampu depan LED, speedometer digital, desain tajam — bikin tampil beda di antara bebek lainnya.
😓 DUKA: Tantangan dan Kekurangan yang Perlu Diketahui
1. Bantingan Agak Keras
Suspensi belakangnya kurang empuk kalau dipakai sendiri. Kalau lewat jalan rusak atau polisi tidur, kerasa banget mentulnya. Tapi ini juga yang bikin handling-nya kaku dan stabil pas ngebut.
2. Harga Spare Part Lumayan
Karena motor ini semi-sport, beberapa spare part-nya lebih mahal dibanding bebek biasa. Misal, kampas rem, gear set, atau ban belakang yang lebar. Jadi harus siap biaya sedikit lebih tinggi buat perawatan.
3. Kurang Laci Penyimpanan
Gak ada bagasi yang berguna. Bawa jas hujan aja udah susah. Jadi harus sedia tas selempang atau pasang box tambahan kalau bawa barang.
4. Arah Desain Kurang Jelas di Pasar
Karena ini motor nanggung — bukan 100% sport, bukan 100% bebek harian — jadi pasarnya sempit. Ini berpengaruh kalau kamu mau jual lagi: harga jual bekasnya gak terlalu stabil.
5. Gak Ada Kick Starter
Untuk beberapa varian, Supra GTR 150 cuma mengandalkan electric starter. Kalau aki soak di tengah jalan, siap-siap dorong. Agak merepotkan buat yang suka bawa motor jauh.
🤔 Worth It Gak sih Supra GTR 150 Buat Harian atau Touring?
Kalau kamu:
-
Butuh motor harian yang irit tapi nggak membosankan,
-
Sering riding jarak menengah-panjang,
-
Suka tampilan sporty tapi masih sopan,
Maka Supra GTR 150 layak jadi pilihan.
Tapi kalau kamu lebih sering lewat jalan rusak, bawa banyak barang, atau pengin motor yang gampang dijual ulang, mungkin harus pikir dua kali.
✍️ Penutup: Supra GTR 150, Bebek Semi-Sport yang Underated
Gue pribadi puas sih pakai motor ini. Bukan yang terbaik di semua sisi, tapi punya karakter unik yang bikin gue betah. Rasanya pas — nggak lebay, tapi tetap bertenaga.
Kalau kamu lagi cari motor dengan performa lebih tapi tetap ekonomis dan nyaman, Supra GTR 150 bisa jadi jawaban. Jangan lupa pertimbangin faktor aftersales dan ketersediaan part juga ya!