✈️ Kabur Sebentar: Cerita Liburan 5 Hari ke Singapura di Tengah Magang Hotel 12 Jam

Andre Adityawarman Kusuma di Universal Studios Singapore Kadang, hidup bisa terasa seperti jalan tol tanpa rest area. Kamu terus maju, mengerjakan kewajiban, menyelesaikan tugas, mengejar target, tapi tidak sempat bertanya pada diri sendiri: "Aku capek tidak sih sebenarnya?" Saya merasakannya. Waktu itu saya masih kuliah dan sedang magang di sebuah hotel. Magangnya bukan main-main, 12 jam sehari. Baik shift pagi atau sore, harus berdiri terus, senyum terus, dan pulang hanya dengan sisa tenaga. Saya pikir itu adalah bagian dari proses, tapi lama-kelamaan badan mulai protes dan pikiran pun menjadi kusut. Tidur sudah tidak nyenyak, dan akhir pekan terasa seperti ilusi karena kadang saya juga dapat giliran kerja di hari Sabtu-Minggu. Saya ingat satu malam, saat sedang mengerjakan laporan magang sambil melamun di depan laptop. Mata terasa berat, kopi sudah dingin. Lalu, satu kalimat terlintas di kepala: "Aku butuh libur. Tidak banyak. Beberapa hari saja cukup." Dari situlah, rencana kecil untuk "kabur" sejenak dimulai. Satu minggu kemudian, saya membeli tiket. Tujuannya? Singapura. Negara kecil yang dekat, tidak ribet, dan terlihat "terlalu rapi", tapi justru itulah yang membuat saya penasaran. Saya hanya ingin melihat dunia lain di luar hotel tempat saya bekerja dan kampus tempat saya dikejar deadline. Dan itulah awal dari perjalanan 5 hari yang sampai sekarang masih membekas di ingatan.

🛬 Hari 1: Mendarat di Negeri yang Terlalu Sempurna

Andre Adityawarman Kusuma di Bandara Changi, Singapura Begitu tiba di Changi, saya langsung berpikir: "Ini negara kok seperti showroom, ya?" Dari imigrasi sampai toilet umum, semuanya bersih, rapi, dan sunyi—tidak ada suara klakson. Sebelum keluar, saya mampir dulu ke Jewel untuk melihat air terjun indoor-nya. Jujur, indah sekali. Saya berdiri lama di sana, hanya memandangi air yang turun di tengah bandara, sambil berpikir, "Baru sampai saja rasanya sudah seringan ini." Saya melanjutkan perjalanan dengan MRT ke daerah Bugis dan check-in di sebuah hotel kecil yang pas untuk kantong mahasiswa magang. Setelah meletakkan koper dan mandi air hangat, saya keluar lagi sore harinya. Langkah pertama: Marina Bay Sands. Saya duduk di Helix Bridge, menggoyang-goyangkan kaki, melihat lampu-lampu kota mulai menyala, dan gedung-gedung tinggi berdiri megah seperti patung. Langit semakin gelap, suasananya tenang. Saya diam di situ sambil berkata pada diri sendiri: "Akhirnya bisa diam juga, ya..." Malamnya, saya mampir ke Gardens by the Bay untuk menonton pertunjukan lampu Garden Rhapsody di Supertree Grove yang diiringi musik klasik. Magis, sunyi, dan cantik. Tidak perlu melakukan apa-apa, cukup menikmati pemandangan.





 
Informasi Praktis:
  • Jewel Changi Airport: Terbuka untuk umum dan gratis. Air terjun (HSBC Rain Vortex) beroperasi dari jam 11:00 pagi hingga 10:00 malam pada hari kerja, dan dari jam 10:00 pagi pada akhir pekan.
  • Garden Rhapsody Light Show: Pertunjukan ini gratis dan biasanya berlangsung setiap malam pukul 19:45 dan 20:45. Jadwal dapat berubah, jadi ada baiknya memeriksa situs resmi Gardens by the Bay sebelum berkunjung.

🎢 Hari 2: Menjadi Anak Kecil Lagi di USS

Andre Adityawarman Kusuma Universal Studio Singapore Hari kedua saya dedikasikan sepenuhnya untuk bermain. Langsung menuju Universal Studios Singapore, masuk, dan tersenyum lebar. Benar-benar seperti anak kecil yang dilepas di taman hiburan.
  • 🎯 Transformers: The Ride 4D: Terasa seperti dilempar langsung ke dalam film.
  • 👻 Revenge of the Mummy: Gelap, dingin, dan menegangkan.
  • 🦖 Jurassic Park Rapids Adventure: Basah kuyup, tapi pengalamannya tak ternilai.
Saya bermain sampai sore, makan seadanya (burger yang mahal tapi sepadan), dan lanjut naik Skyline Luge di Sentosa. Naik ke atas, lalu meluncur turun sambil mengendalikan kemudi dan menikmati pemandangan laut. Saya tertawa sendiri. Meskipun sendirian, rasanya bahagia sekali. Malamnya, saya duduk di Pantai Palawan, merasakan pasir di kaki sambil menatap langit. Matahari terbenam perlahan-lahan. Saya duduk sambil berkata dalam hati: "Sepertinya sudah lama aku tidak tertawa seperti ini."
Informasi Praktis:
  • Universal Studios Singapore (USS): Harga tiket bervariasi tergantung hari (mulai dari S$83 untuk dewasa). Sangat disarankan untuk membeli tiket secara online untuk menghindari antrean panjang. Jam buka biasanya dari pukul 10:00 atau 11:00 hingga 19:00, namun selalu periksa situs resmi untuk jadwal terbaru.\ \29 per orang untuk dua putaran. Semakin banyak putaran yang dibeli, harga per putarannya semakin murah.

🛍️ Hari 3: Jalan Tanpa Tujuan, Tapi Penuh Makna

Hari ketiga suasananya lebih santai. Tidak ada jadwal yang padat, tidak ada target. Hanya bangun pagi, sarapan, dan berjalan ke mana kaki membawa. Saya memulainya dari Lau Pa Sat, sebuah pusat jajanan klasik. Saya memesan nasi lemak dan kopi tarik, lalu duduk di meja panjang bersama warga lokal yang sedang sibuk sarapan. Setelah itu, saya menuju Orchard Road, masuk ke Muji dan hanya melihat-lihat rak planner kosong. Lanjut ke Lucky Plaza untuk membeli beberapa oleh-oleh seperti magnet, kaos, dan gantungan kunci. Sore harinya, saya menjelajahi Haji Lane. Sebuah gang kecil yang penuh dengan mural, toko-toko vintage, dan kedai kopi independen. Saya duduk di sebuah kafe kecil, memesan cold brew, membuka catatan di ponsel, dan menulis satu kalimat:
"Kalau kamu tidak berhenti sebentar, kamu akan lupa rasanya hidup."

🌍 Hari 4: Keliling Dunia dalam Sehari

  • 📍 Pagi di Chinatown: Jajan dimsum, melihat-lihat kuil, dan membeli gantungan kunci.
  • 📍 Siang di Little India: Suasana penuh warna dan ramai, saya mencoba roti prata di sebuah warung pinggir jalan.
  • 📍 Sore di Kampong Glam: Nuansa Timur Tengah sangat terasa. Masjid Sultan berdiri megah, dan saya menikmati teh tarik hangat sambil duduk santai di taman.
Di situlah saya sadar: Satu negara kecil ini bisa memberikanmu pengalaman keliling dunia dalam sehari.

🌿 Hari 5: Menikmati Momen Sebelum Pulang

Andre Adityawarman Kusuma di Super Groove Singapore Hari terakhir. Saya bangun pagi dan pergi ke Botanic Gardens, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO. Saya hanya berjalan kaki, duduk di bangku taman, dan... akhirnya tidak memikirkan apa-apa. Siangnya, saya kembali ke Jewel, makan siang sambil memandangi air terjun yang sama seperti hari pertama. Tapi kali ini, rasanya berbeda. Jika hari pertama saya datang dengan perasaan kosong, hari kelima ini, saya pulang dengan kepala yang jauh lebih ringan.
Informasi Praktis:
  • Singapore Botanic Gardens: Masuk ke taman ini gratis. Jam bukanya sangat panjang, dari jam 05:00 pagi hingga tengah malam setiap hari. Namun, beberapa area di dalamnya seperti National Orchid Garden memiliki jam buka dan tiket masuk sendiri.

✍️ Penutup: Istirahat Tak Harus Jauh

Saya tidak menginap di hotel bintang lima, tidak makan malam mewah, dan tidak berbelanja barang-barang bermerek. Tapi, itu adalah salah satu liburan terbaik dalam hidup saya. Karena kadang, yang kamu butuhkan bukanlah tempat baru, melainkan jeda. Dan saya menemukannya di Singapura.

📝 Tips Singkat dari Pengalaman Saya:

  • Transportasi: Gunakan EZ-Link atau Singapore Tourist Pass untuk naik MRT. Jauh lebih praktis dan hemat. Kartu ini bisa dibeli di stasiun MRT Changi Airport.
  • Kuliner: Cobalah makan di hawker center seperti Lau Pa Sat atau Maxwell Food Centre, bukan di restoran mahal. Rasanya otentik dan harganya terjangkau.
  • Tetap Terhidrasi: Singapura panas dan lembap. Bawa botol minum sendiri karena banyak tersedia keran air minum gratis (tap water) yang aman dikonsumsi.
  • Nikmati Momen: Luangkan waktu untuk duduk dan mengamati sekitar, jangan hanya berjalan terburu-buru dari satu tempat ke tempat lain.
  • Kurangi Media Sosial: Jangan terburu-buru mengunggah semuanya. Rasakan dulu pengalamannya.
  • Berkemas Ringkas: Tidak perlu membawa terlalu banyak barang. Di sana semua ada dan mudah dijangkau.

Kalau kamu sedang merasa jenuh seperti saya dulu, ambillah waktu beberapa hari.
Pergilah sejenak.
Agar kamu ingat lagi bagaimana rasanya menjadi diri sendiri.

Andre Adityawarman Kusuma di depan Casino Singapore, Marina Bay Andre Adityawarman Kusuma berpose dengan latar Marina Bay Sands Foto close-up Andre Adityawarman Kusuma di Marina Bay Sands Singapore












Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
© Andre Adityawarman Kusuma. All rights reserved.